Profesionalisme ala Thaya

Semalam anak saya, Thaya, mengatakan bahwa dia capek sekolah.

Hmmm…apa lagi ini? Saya tidak terlalu menunjukkan interest atas ucapan dia karena anak ini emang suka aneh-aneh. Tapi dasar Thaya, dia lalu mengambil kertas dan pulpen, dan memaksa saya mendengarkan dia bicara.

“Gini lho Ma, pagi itu datang di sekolah, lalu jalan kaki ke kelas lewat pintu sini, lalu naik tangga ke lantai dua. Nah pas istirahat, turun terus ke kantin lewat sini, lalu naik lagi keatas. Ntar pas sholat turun lagi ke aula terus naik tangga lagi lewat sini”, begitu Thaya menjelaskan rute dia sambil mencoret-coret di kertas dan menggambar denah sekolahnya, termasuk pintu, jalan dan tangga yang dia lewati. Thaya menjelaskan semua denah itu plus kegiatan dia jalan, naik turun tangga mulai datang di sekolah hingga pulang sore hari. Sekalian gak lupa dia tambahkan betapa lamanya menunggu kedatangan antar jemputnya.

“Apa sih, Thaya curhat ya?” komentar saya mendengar penjelasan dia yang panjang kali lebar itu.

“Thaya capeekkk Maaaa….., coba Mama pikir, kayak gitu seharian tapi uang sakunya hanya tujuh ribu, gak cukup Ma, beli minum beli ayam di istirahat pertama. Pas istirahat kedua uangnya sudah habis”

“Ya gak usah beli ayam lho, kan kamu dapat makan siang dan bawa bekal juga dari rumah”

“Perut Thaya sakit Ma kalo gak beli ayam, kan lapar….mestinya uang sakunya ditambahin.” Thaya lalu menjelaskan dengan terperinci uang sakunya yang tujuh ribu itu dibelikan apa saja dan endingnya gak cukup buat jajan dia hingga menunggu antar jemputnya datang.

Busyet dah, anak ini kok professional banget ya? Kalah deh para buruh yang demo minta kenaikan UMR tapi gak ngasih perincian pengeluaran dan beban kerja mereka 😀

Thaya berusaha meminta kenaikan uang saku, disertai dengan alasan-alasan yang logis, menyandingkan beban kerja, eh beban sekolah dan semua detail pengeluaran dia, jadi gak asal minta tambahan secara ngawur. Meskipun, bagi saya kelihatannya yang bikin capek adalah beban tubuh dia yang bikin ngos-ngosan saat naik turun tangga.

Oleh karena penjelasan dia yang sangat bagus semalam, pagi ini saya beri dia uang saku enambelas ribu, yang dia terima sambil meringis bahagia.

Oalaahhh dasar anak cerdas ❤

One thought on “Profesionalisme ala Thaya

Leave a comment